Pesan Al-Qur’an untuk Hati yang Gelisah
Oleh : Nor Anisa (220103020142), Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
Di tengah hiruk-pikuk dunia modern, semakin banyak orang, khususnya anak muda, yang merasakan kecemasan, ketidakpastian, dan kekosongan dalam hati mereka. Kehidupan sehari-hari yang serba cepat dan penuh tekanan sering kali membuat kita lupa untuk berhenti sejenak dan menenangkan pikiran. Generasi muda seperti Gen Z menghadapi banyak tuntutan, mulai dari akademik, karier, hingga ekspektasi sosial yang terus menekan. Akibatnya, hati yang gelisah menjadi kondisi yang umum dijumpai.
Namun, dalam keadaan seperti ini, seringkali kita lupa bahwa ketenangan sejati tak hanya ditemukan dari aktivitas duniawi. Bagi seorang Muslim, Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, tapi juga pedoman hidup yang membawa ketenangan, nasihat, dan kedamaian di setiap ayatnya. Al-Qur’an memberikan petunjuk bagi kita yang merasa lelah dan gelisah, serta mengingatkan bahwa ketenangan hati adalah hal yang bisa dicapai dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Janganlah Bersedih, Sesungguhnya Allah Bersama Kita
Allah Swt berfirman dalam surah At-Taubah ayat 40 sebagai berikut.
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Dalam Tafsir Ath-Thabari, ayat ini merujuk pada saat Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq berlindung di dalam gua ketika dikejar oleh kaum Quraisy yang ingin membunuh mereka. Pada momen genting ini, Abu Bakar merasa khawatir dan takut karena kaum Quraisy hampir menemukan mereka. Ath-Thabari menafsirkan bahwa Rasulullah SAW menenangkan Abu Bakar dengan mengatakan “Laa tahzan innallaha ma’ana” (Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita). Pesan ini adalah bentuk ketenangan dari Nabi Muhammad SAW kepada Abu Bakar, bahwa mereka tidak sendirian; Allah akan menjaga dan melindungi mereka dari musuh-musuh mereka. Ini juga mengandung pesan bahwa kehadiran Allah menjadi sumber ketenangan dan perlindungan di situasi sulit, mengingatkan bahwa pertolongan Allah selalu hadir bagi orang-orang yang beriman dan berserah diri.
Tafsir Tahlili mencoba menggali makna kata per kata dari ayat ini. Dalam ayat ini, kata “لَا تَحْزَنْ” (janganlah engkau bersedih) menekankan perintah agar tidak bersedih hati atau cemas, khususnya dalam konteks mengandalkan perlindungan Allah. Ayat ini juga mengandung ketenangan bahwa, meskipun keadaan terlihat genting atau berbahaya, orang yang beriman selalu dapat menggantungkan hatinya kepada Allah yang Maha Melihat. Selain itu, kata “مَعَنَا” (bersama kita) adalah pengingat kuat bahwa Allah tidak hanya mengawasi dari kejauhan tetapi juga hadir dan mendampingi hamba-Nya. Artinya, bantuan dan perlindungan Allah begitu dekat untuk memberikan rasa aman di saat cemas atau ketakutan.
Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah
Dalam hidup, sering kali kita menghadapi berbagai tantangan yang bisa membuat kita merasa sedih dan terpuruk. Namun, peringatan untuk “tidak putus asa dari rahmat Allah” mengingatkan kita bahwa meskipun keadaan tampak buruk, kita masih bisa berharap pada pertolongan dan kasih sayang-Nya. Allah senantiasa mendengarkan dan memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang berserah diri. Dalam situasi sulit, penting untuk menjaga hati kita agar tidak terjerumus dalam kesedihan yang berkepanjangan, karena hal ini bisa menghalangi kita untuk melihat kemungkinan-kemungkinan positif yang ada.
Dengan keyakinan bahwa Allah selalu ada untuk memberikan rahmat dan kita diajak untuk terus melangkah maju tanpa rasa takut dan dengan hati yang penuh harapan sebagaimana dalam surah Az-Zumar ayat 53:
لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ
Artinya: “Janganlah berputus asa dari rahmat Allah.“
Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kesedihan itu menyakitkan, rahmat Allah selalu tersedia bagi mereka yang mencarinya. Allah tidak pernah menutup pintu pengampunan dan kasih sayang-Nya, bahkan ketika kita merasa paling rendah. Dengan memahami bahwa setiap kesedihan dan kegelisahan adalah bagian dari perjalanan hidup, kita diajak untuk tidak berputus asa, melainkan untuk terus berharap dan berdoa kepada Allah. Ketika kita menghadapi masa-masa sulit, mengingat bahwa Allah Maha Pengasih dapat memberikan ketenangan bagi hati yang gelisah. Kesedihan seharusnya tidak membuat kita menjauh dari-Nya, tetapi sebaliknya, mendorong kita untuk mendekat dan mencari rahmat-Nya. Dengan demikian, kita dapat menemukan kekuatan untuk bangkit dari kesedihan dan menjalani hidup dengan penuh harapan, percaya bahwa rahmat Allah akan selalu menyertai kita di setiap langkah.