Menghadapi Ketidakpastian Hidup Menurut Perspektif Quraish Shihab
Oleh : Syahri Ramadhan (220103020200) Mahasiswa Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
Ketidakpastian hidup adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan setiap manusia. Manusia selalu dihadapkan pada perubahan kondisi kesehatan, dinamika hubungan sosial, hingga gejolak ekonomi, semua itu membawa tantangan tersendiri yang sering kali datang secara tiba-tiba, tanpa peringatan. Ketidakpastian ini seringkali menimbulkan perasaan cemas, kebingungan, bahkan keputusasaan.
Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup mengandung ajaran yang relevan untuk menghadapi berbagai ujian hidup. Penafsiran Quraish Shihab menawarkan pandangan yang mendalam tentang bagaimana kita bisa memaknai ketidakpastian dengan bijaksana. Melalui pemahaman ini, diharapkan kita dapat menemukan kedamaian dan kekuatan batin dalam menghadapi setiap tantangan yang datang. Tulisan ini akan mengulas bagaimana pandangan Quraish Shihab dalam menghadapi ketidakpastian hidup berdasarkan ajaran Al-Qur’an.
Ujian Ketidakpastian dalam Hidup: Sarana Meningkatkan Keimanan
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 155 sebagai berikut:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar” (Al-Baqarah [2]:155)
Ayat ini mengingatkan kita tentang kesulitan dalam hidup. Adanya rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, buah-buahan (makanan) merupakan bagian dari ujian. Ujian merupakan sebuah ketidakpastian yang bisa datang kapan pun dan dapat menimpa siapapun.
Disebutkan dalam Tafsîr Al-Misbâh (1/365) bahwa Allah menganugrahkan kepada manusia dengan potensi yang besar. Potensi ini, jika dibandingkan dengan ujian yang diberikan Allah kepada manusia, maka bobotnya sangatlah sedikit. Oleh karena itu, manusia memiliki kemampuan untuk melewati ujian. Tentunya, hal ini dikombinasikan dengan rasa sabar dan menjadikan setiap ujian sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Tawakkal: Berserah diri kepada Allah dalam ketidakpastian
Salah satu prinsip utama dalam menghadapi ketidakpastian hidup adalah dengan bertawakkal (berserah diri kepada Allah). Tawakkal merupakan sebuah usaha yang dilakukan sebaik mungkin dengan segenap kemampuan, dan memasrahkan hasil akhirnya kepada Allah.
Allah berfirman dalam surah Aṭ-Ṭalāq ayat 3 sebagai berikut:
ويَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu”. (Aṭ–Ṭalāq [65]:3)
Ayat ini menerangkan bahwa bertawakkal bukanlah bersikap pasif, tetapi bersikap aktif. Firman-Nya: “Man yatawakkal ala’ Allah fahuwa hasbuh”, artinya, “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Niscaya Allah akan menuntaskan urusan-Nya”. Potongan ayat ini menunjukan bahwa seseorang harus bersikaf aktif terlebih dahulu, yaitu “bertawakkal”, barulah Allah akan membantu urusannya.
Bantuan tidak harus berupa materi. Disebutkan dalam Tafsîr Al-Misbâh (14/297) bahwa rezeki tidak terbatas pada uang dan kekayaan, tetapi rezeki bisa berupa kepuasan hati, kesehatan, dan ketenangan. Quraish Shihab mengatakan bahwa rezeki dapat bersifat spiritual tidak harus bersifat material. Dengan bertawakkal kepada Allah, Niscaya Allah akan membantu kita untuk menghadapi ketidakpastian hidup dengan memberikan kita rezeki berupa keteguhan, ketabahan, ketenangan, ketentraman dan lain-lainnya, sesuai dengan kondisi kita.
Peran Sabar dan Shalat sebagai Solusi Menghadapi Ketidakpastian
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 45 sebagai berikut:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
“Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Al-Baqarah [2]:45)
Disebutkan dalam Tafsîr Al-Misbâh (1/181) bahwa kata sabar dari segi bahasa adalah menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati. Sabar juga berarti ketabahan, termasuk ketabahan dalam menghadapi segala hal. Dalam menghadapi tekanan hidup yang berat, sabar dapat mengantar kita agar lebih dapat mengelola emosi dan membantu dalam mengambil keputusan serta tindakan yang lebih tepat.
Adapun salat, disebutkan dalam Tafsîr Al-Misbâh (1/182) bahwa salat dapat mengantar seseorang terdorong untuk melaksanakan perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya. Ini menunjukkan bahwa salat dapat mengantar kepada perbuatan positif dan menjauhkan seseorang dari perbuatan negatif. Dalam hal ini, salat dapat membantu seseorang untuk menghadapi ketidakpastian hidup, dengan melaksanakan salat seseorang akan selalu cenderung berada dijalan yang benar.
Mengambil Pelajaran dan Hikmah dari ketidakpastian
Allah berfirman dalam surah Yusuf ayat 111 sebagai berikut:
لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ
“Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman” (Yūsuf [12]:111)
Dalam Tafsîr Al-Misbâh (6/539) disebutkan bahwa kitab suci, peristiwa, momen, serta sejarah sebelumnya, menjelaskan segala hal yang dibutuhkan manusia dalam bentuk prinsip-prinsip sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang ingin beriman.
Ayat ini mengajarkan untuk berpikir positif dan mendorong agar berusaha memahami makna dan pelajaran yang ada di setiap kejadian. Oleh karenanya, dengan refleksi yang mendalam terhadap segala peristiwa yang telah terjadi, kita akan menemukan bahwa setiap cobaan mengandung hikmah yang dapat memperkuat keimanan serta dapat membantu dalam menjalani kehidupan.
Kesimpulan
Menghadapi ketidakpastian hidup merupakan tantangan yang tidak dapat terhindarkan, tetapi Al-Qur’an memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menghadapinya. Ketidakpastian tersebut tidak hanya merupakan ujian dari Allah, tetapi juga peluang untuk memperkuat keimanan dan keteguhan hati.
Melalui tawakkal, sabar, dan disiplin dalam melaksanakan salat, mengantar seseorang untuk tetap tegar meskipun di tengah cobaan hidup yang berat. Tawakkal mengajarkan kepada kita untuk berikhtiar dan menyerahkan hasilnya kepada Allah, sementara sabar membantu kita mengelola emosi dan menerima segala ujian dengan lapang dada. Dan salat sebagai sarana komunikasi langsung dengan Allah swt, memberi ketenangan spiritual dan disiplin dalam menghadapi tekanan hidup.
Selain itu, setiap ujian yang kita hadapi pasti memiliki hikmah yang terkandung di dalamnya, seperti yang diajarkan dalam Surah Yusuf ayat 111. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mencari makna dari setiap peristiwa, serta memahami pelajaran yang terkandung, dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk melangkah kedepan. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk tersebut, kita akan mampu mengatasi ketidakpastian hidup dengan hati yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan keimanan yang semakin mendalam.
Daftar Pustaka
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 1, (Jakarta: Lentera Hati), 2001.
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 6, (Jakarta: Lentera Hati), 2001.
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.14, (Jakarta: Lentera Hati), 2001.