Anti Mager Nugas Menurut Al-Qur’an: Solusi Melawan Prokrastinasi Modern
Oleh : Intan Susilowati (220103020036). Ilmu Al Quran dan Tafsir. Fakultas Ushuluddin dan Humanira
Apakah kamu tim menunda tugas? Ungkapan yang ramai dikalangan pemuda sekarang ialah, “Tugas baru bisa maksimal hasilnya kalau dikerjakan dekat-dekat deadline, ide-ide seketika banyak berdatangan.” Asumsi ini tidak diucapkan tanpa dasar tetapi kebetulannya beberapa orang memang merasakan yang demikian. Lalu, bagaimana Al-Qur’an meresponya?
Apa Itu Prokrastinasi?
Prokrastinasi diartikan dari istilah procrastination yang berarti “senang melakukan tugasnya besok.” Prokrastinasi merupakan kecenderungan untuk menunda pengerjaan tugas sampai pada menit-menit terakhir atau deadline. Pelaku prokrastinasi seringkali m elakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan tugasnya dengan alasan mengumpulkan semangat untuk bertugas kemudian waktu. Namun, mereka akan terus menunda sampai menit terakhir. (Merujuk pada : Pengertian Prokrastinasi: Sebuah Kebiasaan Menunda-Nunda Pekerjaan)
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan prokrastinasi, yaitu menginginkan hasil yang sempurna, terlalu banyak rencana, takut menghadapi kesulitan, mengejar adrenalin, dan multitasking. Mengejar adrenalin ini sering kita sebut Sistem Kebut Semalam (SKS) yang digunakan oleh beberapa orang karena merasa bergairah dan kreatif saat berada di bawah tekanan deadline. (Merujuk pada: Procrastination, Kebiasaan Suka Menunda-nunda Pekerjaan – Hello Sehat)
Al-Qur’an Merespon Prokrastinasi
Prinsip menunda-nunda atau prokrastinasi ini jelas berlawanan dengan prinsip disiplin dan menghargasi waktu yang ada pada Al-Qur’an. Allah SWT. lewat firman-Nya mengajak manusia untuk menyegerakan serta tidak menunda-nunda melakukan hal yang bermanfaat, yakni:
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ ٧
Fa idzâ faraghta fanshab
Artinya: Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain). (Asy-Syarḥ [94]:7)
Prof. M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, bahwa ayat ini memuat tuntutan bagi manusia yang telah selesai dari satu pekerjaan atau kesibukan (dalam keluangan) untuk segera kembali bekerja dengan sungguh-sungguh sambil diiringi harapan dan optimisme akan pertolongan dari Allah dalam menyelesaikan kewajiban yang dimiliki. [15, 364]
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa bagi mereka yang telah selesai terhadap segala kesibukkan dan kepentingan dunia agar bersunggunh-sungguh (bersegera) untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT. dengan penuh semangat, hati yang tulus dan niat semata-mata karena Allah. [8, 499]
Dari kedua tafsir tersebut, kita sadar pentingnya menggunakan waktu dengan sungguh-sungguh. Kita diperintahkan untuk bersegera menunaikan kewajiban duniawi dan tetap bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah SWT. Berhubungan dengan ini maka nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an menolak kebiasaan menunda-nunda kewajiban maupun tugas tanpa adanya alasan yang dapat dibenarkan.
Tips Mengatasi Prokrastinasi
Beberapa tips sebagai solusi prokrastinasi, yakni: (1) membuat daftar tugas atau to do list secara detail termasuk proses dan capaian;(2) mengubah mindset untuk mengurangi kebiasaan prokrastinasi; (3) menyederhanakan target atau aktivitas yang rumit ke dalam beberapa tahapan; (4) menghindari distraksi yang menyebabkan prokrastinasi contohnya bermain sosial media. (Merujuk pada Apa itu Prokrastinasi dan Bagaimana Cara Mengatasinya? – Kampus Psikologi)
Mengubah kecendrungan menunda-nunda dengan menyadari pentingnya memanfaatkan waktu juga merupakan cara mengatasi prokrastinasi. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa waktu merupakan hal yang penting dan akan membawa dampak negatif bila kita lalai dengannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢
Wa al-‘ashri, inna al-insâna lafî khusrin
Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. (Q.S. Al-‘Aṣr [103]:1-2)
Dalam Tafsir Al-Mishbah dijelaskan, bahwa pada ayat ini Allah SWT. bersumpah dengan waktu. Hal ini menunjukkan pentingnya mengisi waktu yang kita miliki dengan kebaikan. Ini menjadi penting karena hasil yang akan kita dapat dimasa depan, itu tergantung baik dan buruknya kita mengisi dan memanfaatkan waktu kita. [15, 497]
Dalam Surah ini, Allah SWT. menjelaskan pentingnya manusia memanfaatkan waktu. Seseorang akan mendapatkan kerugian jika mengisi waktunya dengan hal-hal negatif. Hal ini juga ditegaskan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. tentang peringatan kepada manusia agar mempergunakan waktu sebaik mungkin, “Dua nikmat yang sering dilupakan (disia-siakan) banyak manusia, kesehatan dan waktu.” [15, 498-499]
Kesimpulannya ialah Allah SWT. mengajarkan kepada manusia untuk menghormati waktu. Salah satu bentuk penghormatan atas waktu ialah mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat termasuk pula bersegera melakukan tugas-tugas atau kewajiban. Prokrastinasi sebagai kesengajaan menunda kewajiban tentu tidak dibenarkan dalam Al-Qur’an menimbang dampak dan sedikitnya manfaat yang disebabkannya kemudian hari.
Perilaku prokrastinasi tidaklah baik dijadikan kebiasaan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi atau tugas tambahan apa yang akan kita terima kemudian. Alih-alih menunda pekerjaan, lebih baik kita memakasimalkan waktu dengan mengerjakannya secara bertahap dalam bagian-bagian kecil. Dengan memaksimalkan waktu maka kita termasuk orang-orang yang mengamalkan bagian dari nilai Al-Qur’an.