Kolom Mahasiswa Bersuara: Implikasi Pelanggaran Etika di Lingkungan Pendidikan Kalimantan Selatan
Oleh : Sarifah Mahdania (2201040300041), Mahasiswa Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Pelanggaran etika dalam pendidikan di Kalimantan Selatan memiliki dampak yang signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah efek psikologis yang dialami siswa. Ketika seorang pemimpin pendidikan, seperti Kepala Dinas Pendidikan, melakukan tindakan tidak etis seperti merokok diruang resmisiswa kehilangan role model yang baik. Tindakan ini menciptakan kebingungan mengenai nilai- nilai moral dan dapat mengurangi kepercayaan siswa terhadap aturan yang ada. Siswa mungkin merasa bingung tentang apa yang benar dan salah, serta mulai meragukan integritas para pendidik mereka. Sebagaimana diungkapkan oleh Amalia Wahyuni, guru honorer SMK di Banjarbaru, kata-kata siswa menyiratkan bahwa jika kepala dinas saja boleh merokok di dalam ruangan dengan baju dinas, maka mereka sebagai siswa juga merasa berhak melakukan hal serupa di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pemimpin dapat menjadi contoh buruk bagi generasi selanjutnya.
Dampak lain dari pelanggaran etika adalah reputasi sekolah atau institusi pendidikan itu sendiri. Insiden seperti ini tidak hanya mempengaruhi individu pelaku, tetapi juga dapat merusak citra sekolah di mata masyarakat. Ketika masyarakat melihat bahwa pemimpin pendidikan melanggar norma-norma etika, hal ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi tersebut. Demonstrasi masyarakat yang mendesak penggantian Kepala Dinas Pendidikan mencerminkan bagaimana insiden ini telah memicu reaksi negatif dan memperburuk reputasi sekolah. Dalam hal ini, teori etika teleologi (utilitarianisme) relevan karena tindakan tidak etis tersebut merugikan banyak pihak, termasuk siswa, staf, dan masyarakat luas.
Lebih jauh lagi, pelanggaran etika menciptakan lingkungan kerja yangtidak sehat. Ketidakadilan dalamperlakuan terhadap guru yang beranimenegur tindakan Kepala Dinas menunjukkan bahwa pelanggaran etika dapat mengarah pada ketidakadilan dalam lingkungan pendidikan. Sikap tersebut menunjukkanketidakprofesionalan dan menciptakan suasana kerja yang tidak sehat, di mana staf mungkin enggan menegur atau menyampaikan pendapatnya karena khawatir akan reaksi negatif dari atasan. Menurut teori utilitarianisme, dampaknegatif ini dirasakan banyak pihak, mulai dari siswa, staf, hingga masyarakat luas. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak produktif dan merusak semangat kerja para guru, yang seharusnya menjadi panutan bagi generasi muda.
Respon masyarakat terhadap tindakan berani guru tersebut menunjukkan bahwa masyarakat menghargai etika dan profesionalisme dalam pendidikan. Dukungan dari Ombudsman dan akademisi menunjukkan tingginya harapan publik terhadap integritas pejabat publik, terutama dalam pendidikan. Tindakan berani Amalia Wahyuni untuk menegur Kepala Dinas yang melanggar aturan menunjukkan pentingnya etika dalam membangun kepercayaan publik serta menjaga citra positif institusi pendidikan. Dari sini terlihat jelas bahwa pelanggaran etika tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga berpengaruh luas terhadap persepsi dan harapan masyarakat terhadap dunia pendidikan.
Dalam konteks ini, penting untuk memperkuat pengawasan etika dan penegakan nilai-nilai moral di lingkungan pendidikan agar siswa tetap memiliki teladan baik dan merasa nyaman dalam belajar. Keberanian Amalia Wahyuni untuk berbicara menandakan adanya harapan untuk perubahan positif dalam sistem pendidikan. Hal ini memperkuat kebutuhan akan pengawasan etika yang lebih ketat agar lingkungan pendidikan dapat menjadi wadah pembentukan karakter yang positif bagi generasi mendatang. Upaya untuk memperbaiki situasi ini harus melibatkan semua pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa tindakan tidak etis tidak lagi ditoleransi dalam sistem pendidikan.
Dengan demikian, insiden ini menjadi pengingat penting tentang peran pemimpin sebagai contoh bagi bawahannya dan dampak besar dari tindakan mereka terhadap siswa dan masyarakat secara keseluruhan. Seperti yang disampaikan oleh Amalia, “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang memberikan contoh yang baik kepada bawahan.” Jika pemimpin gagal memberikan teladan yang baik, maka akan ada konsekuensi serius bagi pembentukan karakter generasi mendatang.
Rekomendasi
Dalam menghadapi pelanggaran etika di lingkungan pendidikan di Kalimantan Selatan, beberapa langkah strategis perlu diambil untuk menciptakan perubahan yang positif.
- Peningkatan Kesadaran Etika, Pengadaan pelatihan etika bagi pejabat pendidikan dan staf. Pelatihan dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang norma-norma etika yang harus diikuti, serta membangun kesadaran akan tanggung jawab moral mereka sebagai pendidik. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal etika, diharapkan para pendidik dapat menjadi teladan yang baik bagi siswa.
- Penguatan Regulasi, Memperkuat regulasi dan kebijakan yang mengatur perilaku pejabat publik di lingkungan pendidikan perlu dipertimbangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan kode etik yang jelas dan tegas, serta sanksi yang sesuai bagi pelanggar. Kode etik ini harus disosialisasikan kepada semua pemangku kepentingan di lingkungan pendidikan agar setiap individu memahami konsekuensi dari tindakan tidak etis
- Keterbukaan Komunikasi antara Pemimpin dan Staf, Penciptaan budaya keterbukaan akan membantu membangun kepercayaan dan memfasilitasi dialog yang konstruktif mengenai isu-isu etika. Pemimpin pendidikan harus bersedia menerima masukan dari staf dan siswa, serta menyediakan saluran pelaporan yang aman bagi mereka untuk melaporkan pelanggaran etika tanpa rasa takut akan kecurangan
- Pengawasan Masyarakat, Peran orang tua dan masyarakat dalam mengamati perilaku pendidik dan institusi pendidikan tidak bisa dianggap remeh. Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pengawasan melalui forum-forum diskusi atau pertemuan rutin antara orang tua, siswa, dan pihak sekolah. Dengan demikian, masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga standar etika dan mendukung upaya perbaikan di lingkungan pendidikan
- Saluran Laporan, Menyediakan saluran laporan yang aman bagi siswa atau staf untuk melaporkan pelanggaran etika. Hal ini mencakup pembuatan platform online yang memungkinkan mereka melaporkan masalah secara anonim.
Selain itu, pelatihan etika khusus untuk guru juga harus dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa nilai-nilai etika tetap menjadi bagian integral dari proses pendidikan. Misalnya, negara-negara seperti Finlandia telah menerapkan sistem pendidikan yang menekankan integritas dan etika. Di sana, guru-guru dilatih tidak hanya dalam konten akademis tetapi juga dalam aspek pengajaran moral dan etika. Mereka memiliki kode etik yang jelas dan mekanisme untuk menangani pelanggaran secara transparan. Pendekatan ini dapat menjadi referensi bagi Kalimantan Selatan dalam merumuskan kebijakan
serupa.
Dengan menerapkan rekomendasi-rekomendasi ini, diharapkan Kalimantan Selatan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan produktif, serta membentuk generasi muda yang beretika dan memiliki karakter kuat
Daftar Pustaka
Adiputri, Ratih D. Sistem Pendidikan Finlandia: Belajar Cara Mengajar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2023.
Aisy, Difa Rafidatul,Abdullah, Amalia, dan Gunawan Santoso. “Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Jiwa Kebangsaan Bagi Generasi Muda Milenial.” Jurnal Pendidikan Transformatif 01 (2022). https://doi.org/10.9000/jpt.v1i3.421.
Andi, Muhammad, dan Aldiskatel Studio. “Diminta Hapus Video Curhat Sentil Kadisdikbud Kalsel, Bu Guru Amalia Tak Mau Plin-Plan.” Kanal Kalimantan, 4 September 2024.
https://www.kanalkalimantan.com/diminta-hapus-video-curhat-sentil- kadisdikbud-kalsel-bu-guru-amalia-tak-mau-plin-plan/.
Annur, Yusri Fajri, Ririn Yuriska, dan Shofia TamaraArditasari. “Pendidikan Karakter Dan Etika Dalam Pendidikan.” PROSIDING SEMINAR
NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG, 9 Juni 2021. https://jurnal.univpgri- palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/5688.
“Buntut Tegur Kadisdikbud Kalsel Merokok, Guru Honorer SMK Di Banjarbaru Ini Dirumahkan.” Diakses 4 November 2024.
https://mediakita.co.id/buntut-tegur-kadisdikbud-kalsel-merokok-guru- honorer-smk-di-banjarbaru-ini-dirumahkan.
“Mengenal Sosok Amalia Wahyuni, Guru Honorer Yang Tegur Kepala Dinas Merokok di RuanganAC – Halaman all – Tribunjateng.com.” Diakses 5November 2024. https://jateng.tribunnews.com/2024/09/04/mengenal- sosok-amalia-wahyuni-guru-honorer-yang-tegur-kepala-dinas-merokok-di-ruangan-ac?page=all.
Sunny, Milla Permata, DinniAgustin, Degdo Suprayitno, A. A. Ngurah Ananta Wijaya, Saktisyahputra Saktisyahputra, Habib Ismail, Cahyani Kurniastuti, Indah Mawarni, Shelvy Kurniawan, dan Rafika Uksi. Buku Ajar Pengantar Manajemen Bisnis. PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2024.